Memahami Ajaran Tasawuf
Sesungguhnya tasawuf adalah ilmu yang
berdiri sendiri. Namun masih merupakan kesatuan dari tata cara peribadatan dan
tauhid. Sejak zaman Rasulullah SAW tasawuf sudah dikenal dan diamalkan. Sesungguhnya
adanya tasawuf itu sejalan dengan kehadiran Islam. Rasulullah SAW sendiri
sebelum diangkat sebagai Nabi, Beliau telah mengamalkan tasawuf dalam kehidupan
batiniahnya. Karena tasawuf menitikberatkan pada masalah jalan yang ditempuh
untuk menuju kepada Tuhan. Rasulullah SAW saat itu ingin terus menerus membersihkan
jiwa dengan cara amaliyah, yakni menyendiri ke goa Hira’. Disamping itu, Beliau
telah menata hatinya agar bersifat qana’ah. Menjaga hati dari sifat tercela
seperti hasud, sombong, dengki, riya’ dan sifat jahat lainnya.
Ada yang berpendapat bahwa Muhammad
diangkat menajdi Nabi karena keluhuran akhlak, kejernihan jiwanya dan terus
menerus memperkuat akidahnya kepada Allah. Di mana ketika itu orang-orang arab
beragama dan mengakui adanya Tuhan, tetapi masih bercampur aduk dengan
kemusyrikan. Mereka mengakui adanya bahwa disisi Tuhan masih ada
kekuatan-kekuatan lain, sehingga mereka menyembah berhala-berhala di lingkungan
Ka’bah. Kenyataan ini tidak disukai oleh Rasulullah SAW. Di dalam hatinya,
Rasulullah tidak ingin menyekutukan Allah dengan tuhan-tuhan berhala yang ada
di sekitar Ka’bah sebagaimana yang mereka sembah. Jadi sesungguhnya Rasulullah
adalah orang sufi pertama dalam Islam. Hanya saja sebelum ajaran Islam diterimanya,
kesufian Rasulullah sebatas pada amaliyah pribadi dan dengan caranya sendiri.
Tasawuf bukanlah ajaran mistik yang mengarah pada klenik dan perdukunan. Selama ini banyak orang menganggap bahwa belajar ilmu tasawuf akan mengerti hal-hal ghaib, berhubungan dengan roh-roh dan sejuta cerita lain yang cenderung mengarah pada ketidakbenaran. Sesungguhnya ajaran tasawuf tidak menyuguhkan tentang keajaiban yang dipamerka-pamerkan. Justru orang yang telah mencapai tingkat makrifat, maka ia akan semakin arif. Ibarat padi, semakin berisi semakin menunduk. Semakin tinggi derajat kesufiannya semakin tidak diketahui orang bahwa dia adalah ahli ibadah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar